Minggu, 02 Mei 2021

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pembelajaran yang berpusat kepada murid, menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila merupakan harga mati yang harus dilakukan oleh seorang guru.

Seorang guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator yang baik dalam mengembangkan potensi murid agar berkembang sesuai dengan kodratnya. Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang dapat memaksimalkan asset/ sumber daya sekolah dalam pemanfatannya bagi peningkatan kualitas pelayanan kepada murid untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu sekolah.

Dalam pengimplementasiannya kita harus memahami terlebih dahulu asset sekolah dan potensi dalam pemanfaatannya. Hal tersebut bisa berkoordinasi dengan komite sekolah maupun masyarakat dalam memetakan potensi sekolah yang dimiliki untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal bagi kelancaran pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga murid dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Sekolah diibaratkan sebuah ekosistem yang di dalamnya ada interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik biotic tersebut diantaranya adalah: murid, kepala sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat sekitar. Selain faktor-faktor biotik tersebut, faktor-faktor abiotik juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran, diantaranya adalah: keuangan dan sarana dan prasarana.

Dalam pengelolaannya kita terkadang masih berorientasi kepada Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) yang memandang semua hal dari sisi negatif sehingga mengabaikan potensi dan peluang yang ada disekitar kita. Seharusnya kita harus memandang dan memosisikan segala hal dengan menggunakan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking) yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA):

-       menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia.

-       menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.

-       menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

-       berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.

-       digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

 1. Modal Manusia

- Sumber daya manusia yang berkualitas yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.

- kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala.

- kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang; berkomunikasi dengan berbagai kelompok; berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi; berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.

 2. Modal Sosial

- Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat.

- Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.

- Asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama, baik kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi (suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat).

 3. Modal Fisik

Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:

- Bangunan (kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan).

- Infrastruktur atau sarana prasarana, seperti: saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.

 4. Modal Lingkungan/alam

- Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup yang terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

- Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.

5. Modal Finansial

- Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.

- Tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.

- Pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.

 6. Modal Politik

- Ukuran keterlibatan sosial semua lapisan atau kelompok yang memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.

- Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.

 7. Modal Agama dan budaya

- Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.

- Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.

- Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.

- Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.

- Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

 Hubungan dengan materi lain di modul sebelumnya

1.  Peranan Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam Pengelolaan Aset

Mandiri, reflektif, kreatif, inovatif, dan berpihak kepada murid merupakan nilai-nilai positif guru penggerak yang merupakan asset manusia yang berharga  yang dapat membawa murid menjadi manusia yang berguna baik bagi dirinya maupun orang lain. Sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Selain itu juga peran guru penggerak merupakan asset sosial yang dapat memengaruhi lingkungan sekitar menjadi lingkungan yang mendukung dalam pengembangan kompetensi murid sehingga dapat mewujudkan murid merdeka belajar.

 

2.  Peranan Visi Guru Penggerak dalam Pengelolaan Asset

Visi guru penggerak yaitu dapat menggerakkan ekosisem sekolah dalam pelayanan prima kepada murid sehingga potensi murid dapat tergali dan dikembangkan sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan sekolah. Visi guru penggerak dilandasi pada pemikiran yang berpihak pada murid dan ini merupakan asset manusia yang perlu terus dikembangkan juga merupakan asset budaya yang terus dilaksanakan sehingga menjadi kebiasaan positif yang berimbas pada meningkatnya kualitas sekolah.

 

3.   Peran Budaya Positif dalam Pengelolaan Asset

Budaya positif merupakan asset yang juga perlu dikembangkan di satuan pendidikan apapun. Dengan budaya positif maka semua akan berjalan dengan baik. Membiasakan berpikir dan berprilaku positif, kolaborasi dan kerja sama, komunikasi asertif, membuat kesepakatan kelas, motivasi intrinsic, mengembangkan disiplin positif merupakan asset agama dan budaya serta sosial yang berperan penting dalam mengembangkan karakter positif murid dalam mendukung peningkatan mutu sekolah.

 

4.  Peranan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Pengelolaan asset

Semua murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerima materi pembelajaran sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga guru harus dapat memahami potensi dan kemampuan muridnya untuk pelayanan yang sesuai dengan potensinya tersebut. Hal inilah yang merupakan asset manusia dan sosial yang perlu dikembangkan. Selain itu juga pemanfaatan asset fisik dan lingkungan/ alam juga yang mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran sehingga murid menjadi mengembangkan dirinya dan menjadi murid yang merdeka belajar menuju kebahagiaan.

 

5.  Peranan Pembelajaran Sosial Emosional dalam Pengelolaan Aset

Dalam mengawal murid mengembangkan potensi dirinya pastinya akan menjumpai hal-hal yang membuat sosial emosional seorang guru diuji. Oleh karena itu peril kematangan dan cara dalam mengelolanya. Asset sosial dan manusia inilah yang perlu diterapkan dan dikembangkan di sekolah agar murid dapat mengembangkan potensinya dengan wajar dan bertanggung jawab.

 

6.  Peranan Coaching untuk Mengelola Aset

Proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dan dalam dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya. Begitupun kepada rekan sejawat memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi rekan dalam memberdayakan aset yang dimiliki. Setelah rekan memahami potensi asset manusia dan lingkungan maka dia akan mampu mengembangkan murid dan sekolahnya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Sehingga mutu sekolah dapat meningkat.

Sebelum memahami materi ini, pendekatan berbasis masalah dominan ada dalam diri pribadi tetapi setelah memahami meteri ini sedikit demi sedikit hal tersebut dikikis dengan berpikir positif dengan menggunakan pendekatan berbasis asset sehingga diharapkan pendekatan tersebut menjadi kebiasaan positif yang diimplementasikan dalam keseharian baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

 Hadi Romdani

CGP Kabupaten Cirebon

 

 

 

 

Kamis, 18 Maret 2021

RPP Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

JARAK JAUH (DARING) 

Satuan Pendidikan         SDN 4 Kenanga

Kelas / Semester         :    6 / 2 (genap)             

Tema                          :    Kepemimpinan (Tema 7)      

Sub Tema                    :    Pemimpin di Sekitarku (Sub Tema 1)     

Muatan Terpadu         :    Bahasa Indonesia, IPA                       

Pembelajaran ke          :    1 (satu)

 

A.  TUJUAN PEMBELAJARAN

1.      Melalui kegiatan mengamati, murid mampu menyebutkan pembicara dan pendengar pidato dengan benar.

  1. Melalui kegiatan mengamati, murid mampu menjelaskan tempat dan suasana pidato dengan baik.
  2. Melalui kegiatan mandiri, murid dapat menyusun konsep urutan isi pidato dengan tepat.
  3. Melalui kegiatan mengamati, murid dapat menyebutkan perbedaan ciri laki-laki dan perempuan setelah masa pubertas dengan benar.
  4. Melalui kegiatan praktik berkelompok, murid mampu membuat rencana karya poster untuk menyikapi ciri-ciri pubertas yang dialami laki-laki dengan benar.

 

B. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1.    Media

a.    Aplikasi Zoom Meeting.

b.    Aplikasi Whatsapp.

2.    Sumber belajar

a.    Buku pegangan guru tematik terpadu kurikulum 2013 kelas 6 tema 7, halaman 4-14.

b.    Buku murid tematik terpadu kurikulum 2013 kelas 6 tema 7, halaman 1-12.

c.    Link whatsapp: https://web.whatsapp.com

d.   Link video pembelajaran: https://www.youtube.com/watch?v=99pGrqKmvNU

e.    Link LKPD: https://www.liveworksheets.com/gv1343826pd

C.   KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

v Kelas dimulai dengan dibuka dengan berdoa, salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Murid.

v Guru mensosialisasikan tentang manfaat infak Jumat terhadap orang lain yang membutuhkan dengan memberikan contoh di kehidupan sehari-hari. (Kegiatan Rutin, KSE: Kesadaran Sosial-Keterampilan Berempati).

v Guru mengidentifikasi perasaan yang diperoleh, seperti ucapan, “anak-anak seperti biasa kegiatan infak dilaksanakan setiap hari Jumat, sekiranya anak-anak dapat menyisihkan sebagian dari uang jajan seikhlasnya untuk membantu teman kita yang kemarin mendapatkan musibah karena orangtua meninggal, semoga sedekah yang anak-anak berikan dibalas Allah dengan pahala berlipat ganda, Aamiin.” (Kegiatan Rutin, KSE: Kesadaran Sosial-Keterampilan Berempati).

v Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik.

v Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

v Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Kegiatan Inti

Ø Murid mengamati gambar kegiatan di bawah ini melalui tayangan power point.

Ø Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk menstimulus ketertarikan murid tentang topik Kepemimpinan.

Ø Guru menyajikan permasalahan sosial di lingkungan sekitar, seperti masalah kenakalan remaja, kemiskinan, anak jalanan untuk di musyawarahkan dan dicari solusi pemecahannya. Kemudian mensosialisasikan pada murid perilaku sosial seperti apa dalam menangani masalah sosial tersebut melalui diskusi. (Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, KSE: Kesadaran Sosial-Keterampilan Berempati).

Ø Murid bermusyawarah singkat tentang permasalahan sosial yang disajikan di bawah bimbingan gurunya dengan menggunakan pertanyaan pemantik, seperti: apa yang mereka rasakan, apa penyebab masalah itu, bagaimana cara mengatasinya, apa manfaat pentingnya berbagi dan peduli terhadap teman. (Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, KSE: Kesadaran Sosial-Keterampilan Berempati).

Ø Murid menuliskan informasi-informasi penting dari bacaan berjudul “Ibu RT, Sang Pemersatu” yang sudah dikirim melalui aplikasi whatsapp, yaitu tentang:

1.   Pembicara pidato

2.   Pendengar pidato

3.   Tempat pidato

4.   Suasana saat disampaikannya pidato

Ø Murid membuat rancangan konsep pidato sesuai dengan bacaan berjudul “Ibu RT, Sang Pemersatu” dalam bentuk bagan seperti pada tayangan power point.

Ø  Murid mengamati gambar anak laki-laki dan gambar remaja laki-laki, sebelum dan setelah masa pubertas lalu mengidentifikasi perbedaannya.

Ø Murid membuat rencana karya poster atau buklet sederhana berisi cara menyikapi masa pubertas.

 

Untuk murid yang belum bisa memahami isi bacaan, guru akan melakukan pembimbingan individual atau meminta orang tua menyiapkan bahan bacaan sederhana dan diminta untuk dibaca nyaring. Guru memberikan arahan agar setelah membaca, murid dapat menceritakan secara sederhana isi bahan bacaan tadi secara lisan. (Guru melakukan diferensiasi proses)

 

Sebagai produk pembelajaran, murid diminta untuk membuat poster tentang prilaku yang dilakukan menyikapi masa pubertas, melalui berbagai cara. (Guru melakukan diferensiasi produk berdasarkan kesiapan/readiness)

  • murid yang sudah mahir menyusun kalimat akan membuat poster dalam bentuk tulisan.
  • murid yang belum mahir dalam menyusun kalimat, bisa boleh membuat poster dalam bentuk gambar yang dibubuhi dengan beberapa kata dan kemudian menjelaskannya secara lisan.
  • murid dapat mengirimkan pekerjaan kepada guru melalui aplikasi WA. Pekerjaan tertulis murid dapat di foto, dan penjelasan lisan dapat direkam melalui fungsi rekaman suara atau video. 

Ø Murid meyelesaikan soal evaluasi yang diberikan guru.

Kegiatan Penutup

  • Murid bersama guru menyimpukan materi pembelajaran.
  • Guru  memberikan umpan balik kepada murid berupa penugasan individu.
  • Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan berikutnya. 
  • Guru menutup pembelajaran sesuai dengan prosedur rutin (nasehat dan motivasi diri, terimakasih, doa, salam, dan yel-yel penyemangat).

 D.  PENILAIAN

1.      Sikap

·      Sosial : Penialian diri

·      Spiritual : Penilaian diri

2.      Pengetahuan

·      Teknik : Tertulis

·      Bentuk : Essay

3.      Keterampilan

·      Teknik : Unjuk kerja

Mengetahui

Kepala Sekolah,

 

 

 

Nurnaeni, S.Pd.SD.

NIP 19630513 198305 2 004

Cirebon,  ……………….. 2021

Guru Kelas 6

 

 

 

Hadi Romdani

NIP 19731019 199508 1 001

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran

MATERI

Bahasa Indonesia

Menyusun Naskah Pidato

Pidato merupakan kegiatan berbicara. Berpidato bisa dilakukan berdasarkan teks/naskah pidato (yang sudah disiapkan sebelumnya), berdasarkan catatan tentang garis besar isi pidato, ada pula yang serta merta, tanpa teks. Bagi pemula, dalam berpidato sebaiknya menggunakan teks/naskah pidato agar lancar. Kerangka pidato adalah catatan tentang pokok-pokok isi pidato yang disusun sesuai dengan urutan yang dikehendaki.

Naskah pidato disusun berdasarkan langkah-langkah berikut.

1.  Menentukan tema atau pokok pembicaraan.

Tema disesuaikan dengan peristiwa yang melatarbelakangi pidato. Misalnya, untuk acara perpisahan, kamu bisa menyampaikan tema “Berterima kasih kepada Bapak-bapak/Ibu-ibu Guru”.

2.  Mendaftar pokok-pokok isi yang akan disampaikan dalam pidato.

3.  Menentukan tujuan pidato.

Tujuan pidato bermacam-macam, misalnya untuk mengemukakan atau menyampaikan sesuatu, menghibur, menjelaskan sesuatu atau mempengaruhi pendengar.

4.  Menyusun kerangka pidato.

Kerangka pidato terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup.

a. Pendahuluan

    Salam pembuka, ucapan syukur kepada Tuhan, ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang terkait, dan tujuan pidato.

b. Isi

    Isi pidato berisi uraian materi pidato. Isi pidato harus sesuai dengan tema.

c. Penutup 

    Berisi kesimpulan, saran, kritik, harapan-harapan, ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan salam penutup.

5.  Mengembangkan kerangka pidato menjadi naskah pidato.

 

IPA

Masa Pubertas

Perubahan fisik selama masa pubertas kemungkinan akan mempengaruhi kegiatanmu sehari-hari. Mungkin kamu akan merasakan sedikit ketidaknyamanan. Berikut beberapa cara menyikapi masa pubertas yang akan kamu alami.

1. Menjaga kebersihan tubuh.

Dalam masa pubertas, aktivitas kelenjar minyak dan kelenjar keringat meningkat. Akibatnya, wajah mudah berjerawat dan tubuh berbau kurang sedap. Mandilah dua kali sehari dan kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat. Apabila keringatmu berlebih, bersihkan tubuhmu dan gantilah pakaianmu. Pakaian yang lembap oleh keringat menjadi sarang kuman. Kuman dapat menyebabkan bau tidak sedap dan menimbulkan penyakit kulit.

2. Menjaga kesehatan dengan memilih makanan sehat dan berolahraga.

Makanan diperlukan untuk pertumbuhan badan. Pilihlah makanan yang berasal dari bahan-bahan segar dan diolah dengan cara yang sehat, misalnya tanpa pengawet, pemanis buatan, atau penyedap rasa.

Perbanyak pula minum air putih untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar berupa keringat.

3. Hati-hati dalam bergaul dengan lawan jenis.

Pada masa puber, organ reproduksi telah aktif. Oleh karena itu, sebaiknya kamu bergaul dengan lawan jenis dalam batas yang wajar. Hindari berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan.

4. Memilih bacaan dan tontonan yang sesuai umur.

Saat ini akses untuk bacaan dan tontonan dengan mudah dapat kita peroleh. Namun, pilihlah bacaan dan tontonan yang baik, menambah wawasan, dan sesuai umurmu. Hindari membaca bacaan dan menonton

tontonan dewasa.

5. Rajin beribadah sesuai agama masing-masing.

Dengan rajin beribadah, kita mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita akan mematuhi aturan-aturan agama untuk berperilaku dan berbuat sesuai tuntunan agama.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kelas 6

Tema 7: Kepemimpinan 

 


No. Absen    :  …………………………….

Nama            :  …………………………….

Kelas            :  …………………………….    

 


Petunjuk

-       Berdoalah sebelum mengerjakan LKPD.

-       Perhatikan petunjuk pengerjaan LKPD.

-       Pengerjaan LKPD di bawah bimbingan orang tua.

-       Jika ada yang belum dipahami bisa menghubungi guru kelas.

 

Tujuan kegiatan

-       Menganalisis naskah pidato.

-       Menyusun rancangan naskah pidato.

-       Membuat poster ciri-ciri masa pubertas laki-laki.

 

Amati gambar dan bahan bacaan di bawah ini dan jawab pertanyaannya!

 

 

 

 

Bacalah bacaan di bawah ini!


 

Lengkapilah bagan di bawah ini berdasarkan pidato dalam bacaaan “Ibu RT, Sang Pemersatu”!




 

Amatilah gambar di bawah ini!

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENILAIAN

1.      Sikap

·      Sosial : Penilaian Diri

Petunjuk

Berilah tanda cek (√) pada kolom dengan kriteria sebagai berikut.

4   =   selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3   =   sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukannya

2   =   kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukannya

1   =   tidak pernah, apabila tidak pernah melakukannya

 

Nama Peserta Didik    : ………………….

Kelas                           : ………………….

Tanggal Pengamatan   : …………………..

Materi Pokok               : …………………..

 


No.

Aspek Pengamatan

Skor

1

2

3

4

1

Saya menghormati  teman yang  berbeda pendapat

 

 

 

 

2

Saya menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender

 

 

 

 

3

Saya menerima kesepakatan meskipun berbeda pendapat

 

 

 

 

4

Saya menerima kekurangan orang lain

 

 

 

 

5

Saya memaafkan kesalahan orang lain

 

 

 

 

Jumlah Skor

 

 

 

 

 

4   =   selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan,

3   =   sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukannya,

2   =   kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukannya,

1   =   tidak pernah, apabila tidak pernah melakukannya.

 

Kriteria

a.    Apabila skor diperoleh < 2,40, sama dengan bernilai Kurang (K)

b.    Apabila skor diperoleh  2,40 – 2,79, sama dengan bernilai Cukup (C)

c.    Apabila skor diperoleh 2,80 – 3,19, sama dengan bernilai Baik (B)

d.   Apabila skor diperoleh 3,20  - 4,00, sama dengan bernilai Sangat Baik (SB)

 

 

·      Spritual : Penilaian Diri

Penilaian Sikap Spiritual

Petunjuk

1.    Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!

2.    Berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan  kalian sehari-hari!

 

Nama Peserta Didik    : ………………….

Kelas                           : ………………….

Materi Pokok               : ………………….

Tanggal                        : ………………….

 

No.

Pernyataan

TP

KD

SR

SL

1

Saya semakin yakin dengan keberadaan Tuhan setelah mempelajari ilmu pengetahuan

 

 

 

 

2

Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu kegiatan

 

 

 

 

3

Saya mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Tuhan

 

 

 

 

4

Saya memberi salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di depan umum

 

 

 

 

5

Saya mengungkapkan keagungan Tuhan apabila melihat kebesaranNya

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

Keterangan:

SL   =   selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR  =   sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukannya

KD =   kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan  sering tidak melakukan

TP   =   tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

 

2.      Pengetahuan

·      Teknik   :    Tertulis

·      Bentuk   :    Essay

 

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Tuliskan hal-hal pokok dalam teks pidato!

2. Tuliskan langkah-langkah menulis teks pidato!

3. Tuliskan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada manusia!

4. Tuliskan tiga cara menjaga kebersihan organ reproduksi!

5. Mengapa kita disarankan untuk menggunakan pakaian dalam berbahan katun?

 

Pembahasan

1.

(1) Salam pembuka. (2) Pendahuluan. (3) Inti. (4) Penutup. (5) Salam penutup.

2.

(1) Merumuskan topik/tema pidato. (2) Mengumpulkan bahan pidato. (3) Menyusun kerangka pidato. (4) Mengembangkan kerangka pidato menjadi teks pidato. (5) Latihan membaca teks pidato. (6) Pelaksanaan pidato.

3.

Balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

4.

(1) Biasakan mengenakan pakaian dalam dari katun/bersifat menyerap keringat. (2) Gantilah pakaian dalam setiap kali habis mandi atau setiap saat kamu merasa lembap pada pakaian dalammu. (3) Bilaslah setiap kali habis buang air kecil. Gunakan air bersih. Setelah dibasuh, keringkan dengan handuk atau tisu. (4) Bagi remaja putri yang sedang menstruasi, gunakan pembalut yang lembut. Gantilah pembalut setiap kali pembalut yang kamu pakai terasa lembap. Gantilah minimal empat kali sehari.

5.

Karena katun bersifat menyerap keringat sehingga kita terhindar dari kelembapan. Kelembaban pada lipatan kulit dapat menyebabkan tumbuhnya jamur kulit.

 

Kiteria Penilaian

Uraian

5 butir

0 sampai dengan 3

15

Nilai Akhir = Jumlah skor benar x 100

              15

 

 

3.      Keterampilan

Teknik : Unjuk Kerja

 

Bahasa Indonesia

No.

Aspek Penilaian

Rentang Nilai

Nilai Maksimal

1.

Struktur teks pidato

0 – 5

5

2.

Penggunaan kosa kata baku

0 – 5

5

3.

Penggunaan kalimat efektif

0 – 5

5

Jumlah Nilai Maksimal

                                                               15

Perhitungan Nilai Akhir

Jumlah nilai siswa x 100

               15

 

IPA

No.

Aspek Penilaian

Rentang Nilai

Nilai Maksimal

1.

Kesesuaian tema

0 – 5

5

2.

Keserasian gambar

0 – 5

5

3.

Kerapihan

0 – 5

5

Jumlah Nilai Maksimal

                                                              15

Perhitungan Nilai Akhir

Jumlah nilai siswa x 100

               15